Indonesia merupakan negara dengan tingkat keanekaragaman hayati yang tinggi ditandai dengan berbagai jenis ekosistem dan plasma nutfah yang berada di dalam setiap jenisnya. Dengan demikian, Indonesia menjadi salah satu pusat keanekaragaman hayati dunia dan dikenal sebagai Negara mega-biodiversitas.
Permasalahan yang dihadapi Indonesia dalam mengelola keanekaragaman hayati mencakup aspek pemanfaatan, pelestarian, pengetahuan dan kebijakan (Jatna Supriatna, 2008).
Dalam aspek pemanfaatan seringkali terdengar adanya benturan kepentingan antara kepentingan sektor kehutanan, pertanian, transmigrasi, juga sarana umum pada suatu wilayah.Perbenturan kepentingan antar sektor di kawasan pelestarian pun kadang-kadang tidak dapat dihindari bila dalam kawasan pelestarian tersebut ditemukan bahan tambang seperti minyak, batu bara dan lain-lainnya.
Seminar Nasional Biologi 2016 dibuka secara resmi oleh Rektor UNHAS Ibu Prof. Dr. Dwia Aries Tina Pulubuhu, M.A.
Pemanenan jenis-jenis tumbuhan dan hewan dari populasi alaminya (hutan, sungai, danau, lautan, dan sebagainya) juga belum sepenuhnya didasarkan pada daya pemulihannya, dan ini terjadi baik pada legal maupun ilegal.
Akibatnya, banyak populasi jenis tumbuhan dan hewan berguna yang mulai menyusut bahkan beberapa jenis diantaranya kini sudah mulai langka seperti kayu gaharu, kayu ramin, dan jalak Bali.
Penelitian dari berbagai disiplin ilmu tentang keanekaragaman hayati di Indonesia telah banyak dilakukan, namun masih bersifat sektoral.
Kerjasama, sinergi dan pertukaran informasi antar instansi terkait, perguruan tinggi dan masyarakat sangat penting dilakukan untuk memperoleh gambaran yang lebih utuh tentang kondisi terakhir dari keanekaragaman hayati di Indonesia, upaya pemanfaatan dan pelestariannya. Berdasarkan hal tersebut, maka Departemen Biologi FMIPA UNHAS mengadakan Seminar Nasional Biologi 2016.
Kegiatan Seminar Nasional ini dilaksanakan pada tanggal 28 Maret 2016, di Aula Fakultas Kehutanan Universitas Hasanuddin dengan tema “Peranan Biologi dalam Peningkatan Konservasi Keragaman Hayati”.Kegiatan seminar ini juga dirangkaikan dengan kegiatan Jambore Kupu-Kupu di Air Terjun Bantimurung danTemu Alumni di Karst Rammang-Rammang.
Pembicara Utama Seminar Nasional Biologi 2016: Dr. Siti Nuramaliati Prijono (kiri atas), Dedi Asriadi, S.Si., M.Si.(kanan atas) dan Dr. Syahribulan (Ketua Panitia/kiri bawah). Suasana Seminar Nasional (kanan bawah).
Ketua Panitia, Dr. Syahribulan, M.Si., menyatakan bahwa seminar diikuti oleh lebih kurang 200 orang peserta yang meliputi 99 orang sebagai pemakalah oral, 8 orang sebagai penyaji poster, peserta umum 93 orang yang berasal dari berbagai universitas dan lembaga dari berbagai wilayah Indonesia, Sekolah Menengah Umum, MTsN dan mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Makassar.
Peserta oral dan poster dating dari berbagai institusi yaitu : Balai Pengkajian Teknologi Pertanian (BPTP) Jambi, Universitas Nasional (UNAS) Jakarta, Institut Pertanian Bogor (IPB), Universitas Gajah mada (UGM) dan InstitutTeknologiSepuluh November (ITS) Surabaya.
Selain itu, peserta juga berasal dari Balai Penelitian Teknologi Konservasi Sumberdaya Alam (BPTKSDA) Semboja Balikpapan, Pusat Penelitian Oceanologi Lombok, Universitas Halu Oleo (UNHALU) Kendari, Universitas Cenderawasih (UNCEN) Papua, Universitas Sulawesi Barat (UNSULBAR) Mandar, Universitas Hasanuddin (UNHAS), dan berbagai universitas di Makassar.
Peserta Seminar Nasional Biologi 2016
Seminar dibuka secara resmi oleh Ibu Rektor Universitas Hasanuddin, Prof. Dwia Aries Tina Palubuhu, M.A. Dalam sambutannya Ibu Rektor menyambut baik dan mengapresiasi kegiatan seminar yang dirangkaikan dengan kegiatan jambore Kupu-kupu yang dilaksanakan oleh Himpunan Mahasiswa Biologi.
Seminar ini menghadirkan pembicara utama ahli Kupu-kupu dari Universitas Tor Vergata, Roma, Italia, Professor Valerio Sbordoni, Sekretaris Umum dan Ketua Perhimpunan Biologi (PBI) Dr. Sri Nuramaliati Prijono, dan Dedi Asriadi, S.Si., M.Si. mewakili Kepala Taman Nasional Bantimurung-Bulusaraung.
Pembicara Utama Seminar Nasional Biologi 2016, Prof. Valerio Sbordoni.
Dr. Siti Nuramaliati Prijono sebagai Sekretaris umum LIPI menyatakan bahwa Keanekaragaman hayati adalah modal dan keunggulan komparatif Indonesia dalam menanggapi persaingan global yang semakin gencar.
Apabila keunggulan ini dikembangkansehingga mampu memberi nilai tambah pada keanekaragaman hayati, mak aterbentuklah produk yang memiliki potensi untuk meningkatkan keunggulan komparatif.
Namun Indonesia ternyata merupakan negara yang memiliki daftar terpanjang jenis-jenis keanekaragaman hayati yang terancam punah.Bahkan banyak jenis yang punah sebelum diketahui nama dan potensinya.
Masalah rusaknya ekosistem dan tingginya laju penurunan keanekaragaman hayati Indonesia sudah sampai pada situasi dimana upaya konservasi jenis dan ekosistemnya sudah sangat mendesak dan perlu segera ditangani secara berencana dan berkelanjutan.
Melindungi keanekaragaman hayati adalah sangatpenting, karena setiap jenis (termasuk jenis yang telah dibudidayakan) mengandung sumberdaya genetik tertentu dan memegang peranan tertentu dalam ekosistem dimana jenis tersebut terdapat.
Prof. Valerio Sbordoni bersama Ibu Rektor dan Pimpinan Fakultas MIPA
Urgensi konservasi keanekaragaman hayati, tidak mungkin ditunda karena kurangnya pengetahuan mengenai keanekaragaman hayati yang komprehensif.
Seminar Nasional ini mengelompokkan peserta oral/pemakalah menjadi tujuh bidang ilmuya itu: Zoologi; Entomologi; Fisiologi, Genetika, Farmasi dan Biologi terapan; Kehutanan, Bioteknologi dan Lingkungan; Pertanian; Mikrobiologi dan Kependidikan.
Keenam bidang kajian diikuti oleh berbagai pembicara (dosen, peneliti, alumni) dari berbagai universitas/ lembaga, sedangkan bidang kajian kependidikan diikuti oleh dosen dari Universitas Negeri Makassar (UNM), guru-guru dari MTs Model dan guru-guru dari SMA Makassar.
Output hasil kegiatan seminar nasional ini adalah Prosiding Nasional ber-ISBN.Kegiatan seminar ini diharapkan dapat menjadi ajang pertukaran informasi terkini terkait bidang konservasi keanekaragaman hayati, secara umum menjadi tambahan wawasan ilmu pengetahuan bagi masyarakat (ilmiah maupun umum) dan kemajuan bagi Jurusan Biologi pada khususnya. (DP).